1902 (1)
aku hanya seorang anak manusia
terlahir biasa oleh Rahim yang biasa pula
Fort de Kock, di bilik sederhana itu
tetapi mungkin jalan hidupku yang menuntun untuk ku lebih ada
aku..
ya aku ..
Hatta
meniti tetes ilmu mungkin itu yang telah tersurat untuk ku
bahkan saat harus ku tinggalkan peraduanku
putih di pangkuan ibuku (2)
aku rela….
karena ku yakin aku bisa
ku mungkin bermimpi terlampau
ku mungkin mengais terlalu
tapi itu tlah menjadi mimpi ku
meski harus mengayuh samudra
toh aku bisa
itu bisik hati kecil ku saat kulangkahkan mantap kaki ini
melangkah menuju masa depan
lagi lagi mungkin ku bermimpi
mimpi ku ini tak hanya untuk kini
tapi mungkin banyak lagi di esok hari
yang akan lantang menyerang nasib yang terkukung
bisa ….!!!
Katakan itu sama seperti ku
1916 (3)
batavia bergejolak
aku mencoba “melihat” apa yang ada disana
berbekal tekat dan mimpi di pelupuk mata
ibu..
aku pergi untuk merubah
aku mulai mengenal arti perjuangan
lebih dari angkat senjata pun kita bisa
lihat lah pemuda, ada jalan di depan sana
kita bisa bersama membangun satu suara
akukamudiamerekakita…aku menulis nya tanpa ada batas
kita bukan Cuma Hindia bukan Belanda
kita Indonesia (4)
pasti…..!!!
jalan ku adalah jalan pena (5)
tergores pelan menyuarakan apa yang perlu disuarakan
“namaku hindania” pun terlahir di Batavia
Kritik tajam tentang kolonial pun
tak urung ku teriakan lewat kata-kata
namun saat itu semua tak sama
hingga jeruji dingin pun pernah kunikmati bersama garis pena ini (6)
lagi ku bermimpi, akan tiba saatnya nanti kebebasan aspirasi bukan Cuma mimpi
saat tak kan ada lagi tangan terpasung besi
seperti saat ini
hingga saat itu
ku hanya bisa menulis dan bermimpi
aku tak setinggi langit
bukan pula sebesar dunia
aku hanya kerikil kecil
tapi aku bisa menjatuhkan yang menginjakku
jalan hidupku memang telah tergaris untuk itu
1932 (7)
hari hari kujalani lagi saat ku kembali
tanah pertiwi benar benar merah saat itu
sang sejawat proklamator ku kini terkungkung
apa yang bisa ku lakukan untuknya?
Lagi garis pena lah yang mengantar ku kesana
Ku toreh kan pena bertinta darah
Tinta itu pun pekat merobek kertas
Kata kata yang tertoreh oleh ku merekah
Memerahkan lagi telinga koloni
Dan lagi lagi kuterbuang lagi
Di keterasingan ku berdoa
Berharap yang Kuasa tetap nyalakan asa ini
Kawan di sini kita memang tak berdaya
Tapi di luar sana kita punya saudara
Yakin yakin yakin lah kawan kita tidak sendiri
Kembali koar mimpi ku meraja diri
1942 (8)
Akhirnya ku bisa kembali lagi ke tanah jawa
Kini mata biru yang biasa ada tlah terganti mata sipit
Ku tahu bahwa sang koloni tlah berlutut
Namun memang masih penat perjuangan kita setelah ini
Tiga tahun berselang mungkin ini lah waktunya
Saat api semangat muda semakin menyala
Drama penculikan pun menjadi mula babak baru ini (9)
Hingga cerita cita cita itu pun menjadi nyata
Beriring kisah pilu di semenanjung jepang
Kita Indonesia muda tua mengambil arah kekosongan
1945
Merdeka
……
Tapi ternyata kisah itu belum berakhir disini
Pena ku masih bertinta
Perjuangan mempertahankan Indonesia terus berlangsung
Tahun berlalu
Ku masi ada dibalik jas itu
Jas pembaruan negeri ini
Aku terus hidup….
Ingat perjuangan kita belum berakhir kawan.
1980
Aku datang kembali ya Allah
Setelah titik jiwa ini kau panggil
Diri ini membawa cerita
Dan dalam hening doa ku
Ku berharap yang tersisa kan tetap menyala
Yang tersisa kan tetap gagah menatap, menggenggam, meraba lirih dengan hati..
Untuk Indonesia
Karna itu mimpi ku
Aku …
Hatta …
Mocha Majid, Juni 2012
Referensi
- [fusion_dropcap boxed=”no” boxed_radius=”” class=”” id=”” color=”#6b6b6b” text_color=””]H[/fusion_dropcap]atta dilahirkan pada 12 Agustus 1902 di Fort de Kock(sekarang Kota Bukittinggi, Sumatera Barat) dengan nama Muhammad Athar. Ia merupakan putra dari pasangan Mohammad Djamil asal Batu Hampar, Akabiluru, Lima Puluh Kota dan Siti Saleha asal Kurai, Bukittinggi. Ayahnya merupakan anggota keluarga ulama terkemuka di Minangkabau yang meninggal saat Hatta berusia delapan bulan. Sedangkan ibunya datang dari keluarga pedagang yang terpandang.
- Ia menempuh pendidikan dasar di Sekolah Melayu Fort de Kock dan pada tahun 1913–1916 melanjutkan studinya ke Europeesche Lagere School (ELS) di Padang. Saat usia 13 tahun, sebenarnya ia telah lulus ujian masuk ke HBS (setingkat SMA) di Batavia (kini Jakarta), namun ibunya menginginkan Hatta agar tetap di Padang dahulu, mengingat usianya yang masih muda. Akhirnya Bung Hatta melanjutkan studi ke MULO di Padang. Baru pada tahun 1919 ia pergi ke Batavia untuk studi di Sekolah Tinggi Dagang “Prins Hendrik School”. Ia menyelesaikan studinya dengan hasil sangat baik, dan pada tahun 1921, Bung Hatta pergi ke Rotterdam, Belanda untuk belajar ilmu perdagangan/bisnis di Nederland Handelshogeschool (bahasa inggris: Rotterdam School of Commerce, kini menjadi Universitas Erasmus). Di Belanda, ia kemudian tinggal selama 11 tahun.
- Pada usia 17 tahun, Hatta lulus dari sekolah tingkat menengah (MULO). Lantas ia bertolak ke Batavia untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School. Di Batavia, ia juga aktif di Jong Sumatranen Bond Pusat sebagai Bendahara. Ketika di Belanda ia bergabung dalam Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu, telah berkembang iklim pergerakan di Indische Vereeniging.
- Hatta mengawali karier pergerakannya di Indische Vereeniging sebagai bendahara pada 19 Februari 1922, ketika terjadi pergantian pengurus Indische Vereeniging. Ketua lama dr. Soetomo diganti oleh Hermen Kartawisastra. Momentum suksesi kala itu punya arti penting bagi mereka di masa mendatang, sebab ketika itulah mereka memutuskan untuk mengganti nama Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging dan kelanjutannya mengganti nama Nederland Indie menjadi Indonesia. Sebuah pilihan nama bangsa yang sarat bermuatan politik. Dalam forum itu pula, salah seorang anggota Indonesische Vereeniging menyatakan bahwa dari sekarang kita mulai membangun Indonesia dan meniadakan Hindia atau Nederland Indie.
- Di sini Hatta mulai aktif menulis. Karangannya dimuat dalam majalah Jong Sumatera, “Namaku Hindania!”. Pemuda Hatta semakin tajam pemikirannya karena diasah dengan beragam bacaan, pengalaman sebagai Bendahara Jong Sumatranen BondPusat, perbincangan dengan tokoh-tokoh pergerakan asal Minangkabau yang mukim di Batavia, dan diskusi dengan temannya sesama anggota JSB: Bahder Djohan.
- Pemerintah Kolonial Belanda mengalihkan perhatiannya kepada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Para pimpinan Partai Pendidikan Nasional Indonesia ditahan dan kemudian dibuang ke Boven Digoel. Seluruhnya berjumlah tujuh orang. Dari kantor Jakarta adalah Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Bondan. Dari kantor Bandung: Maskun Sumadiredja, Burhanuddin, Soeka, dan Murwoto. Di penjara Glodok, Hatta menulis buku berjudul “Krisis Ekonomi dan Kapitalisme”.
- Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Ra’jat dan melakukan berbagai kegiatan politik, terutama pendidikan kader-kader politik pada Partai Pendidikan Nasional Indonesia.Reaksi Hatta yang keras terhadap sikap Soekarno sehubungan dengan penahannya oleh Pemerintah Kolonial Belanda, yang berakhir dengan pembuangan Soekarno ke Ende, Flores, terlihat pada tulisan-tulisannya di Daulat Ra’jat, yang berjudul “Soekarno Ditahan” (10 Agustus 1933), “Tragedi Soekarno” (30 Nopember 1933), dan “Sikap Pemimpin” (10 Desember 1933). Pada bulan Pebruari 1934, setelah Soekarno dibuang ke Ende.
- Pada tanggal 3 Pebruari 1942, Hatta dan Sjahrir dibawa ke Sukabumi. Pada tanggal 9 Maret 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang, dan pada tanggal 22 Maret 1942 Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta.Selama masa pendudukan Jepang, Hatta tidak banyak bicara. Namun pidato yang diucapkan di Lapangan Ikada (sekarang Lapangan Merdeka) pada tanggaI 8 Desember 1942 menggemparkan banyak kalangan. Ia mengatakan, “Indonesia terlepas dari penjajahan imperialisme Belanda. Dan oleh karena itu ia tak ingin menjadi jajahan kembali. Tua dan muda merasakan ini setajam-tajamnya. Bagi pemuda Indonesia, ia Iebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dalam lautan daripada mempunyainya sebagai jajahan orang kembali.”
- Pada pagi hari tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda Indonesia menculik Hatta dan Soekarno, dan membawa mereka ke Rengasdengklok. Disini para pemuda terus berusaha untuk memaksa Hatta dan Soekarno menyatakan kemerdekaan, tetapi tidak berhasil. Di Jakarta terjadi kepanikan, dimana PPKI telah memulai pertemuan hari itu dan merencanakan untuk memilih Soekarno sebagai ketua dan Hatta sebagai wakil ketua. Ketika informasi tentang keberadaan Hatta dan Soekarno diketahui dan penyerahan Jepang telah dikonfirmasi, Achmad Subardjo, seorang anggota PPKI pergi ke Rengasdengklok untuk menjemput Hatta dan Soekarno. Malam itu, Hatta dan Sukarno kembali ke Jakarta menuju rumah Maeda. Di rumah ini mereka menyusun teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
[/fusion_text][/fusion_builder_column][fusion_builder_column type=”1_6″ layout=”1_6″ spacing=”0″ center_content=”no” link=”” target=”_self” min_height=”” hide_on_mobile=”large-visibility” class=”” id=”” background_image_id=”” background_color=”” background_image=”” background_position=”left top” undefined=”” background_repeat=”no-repeat” hover_type=”none” border_size=”0″ border_color=”” border_style=”solid” border_position=”all” padding_top=”” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=”” margin_top=”” margin_bottom=”” animation_type=”” animation_direction=”left” animation_speed=”0.3″ animation_offset=”” last=”no”][/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container][fusion_builder_container admin_label=”Newsletter” hundred_percent=”no” hundred_percent_height=”no” hundred_percent_height_scroll=”no” hundred_percent_height_center_content=”yes” equal_height_columns=”no” menu_anchor=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” status=”published” publish_date=”” class=”” id=”” background_color=”” background_image=”” background_position=”center center” background_repeat=”no-repeat” fade=”no” background_parallax=”none” enable_mobile=”no” parallax_speed=”0.3″ video_mp4=”” video_webm=”” video_ogv=”” video_url=”” video_aspect_ratio=”16:9″ video_loop=”yes” video_mute=”yes” video_preview_image=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” margin_top=”” margin_bottom=”” padding_top=”3%” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=”” admin_toggled=”no”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ layout=”1_1″ spacing=”” center_content=”yes” link=”” target=”_self” min_height=”none” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=”” background_image_id=”” background_color=”#ffffff” background_image=”” background_position=”left top” undefined=”” background_repeat=”no-repeat” hover_type=”none” border_size=”4″ border_color=”#181818″ border_style=”solid” border_position=”all” padding_top=”30px” padding_right=”12%” padding_bottom=”30px” padding_left=”12%” margin_top=”” margin_bottom=”” animation_type=”” animation_direction=”left” animation_speed=”0.3″ animation_offset=”” last=”no”][fusion_title title_type=”text” rotation_effect=”bounceIn” display_time=”1200″ highlight_effect=”circle” loop_animation=”off” highlight_width=”9″ highlight_top_margin=”0″ before_text=”” rotation_text=”” highlight_text=”” after_text=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=”” content_align=”center” size=”4″ font_size=”” animated_font_size=”” line_height=”” letter_spacing=”” margin_top=”” margin_bottom=”” margin_top_mobile=”” margin_bottom_mobile=”” text_color=”” animated_text_color=”” highlight_color=”” style_type=”default” sep_color=””]
Mau tau tulisan saya selanjutnya?
[/fusion_title][fusion_code]W2NvbnRhY3QtZm9ybS03IGlkPSIyMTEiIHRpdGxlPSJOZXdzbGV0dGVyIl0=[/fusion_code][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”default” rule_size=”” rule_color=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=””]
We will process the personal data you have supplied in accordance with our privacy policy.
[/fusion_text][/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]
